Rabu, 29 Oktober 2014

Kualitas Pelayanan Publik PT. K.A.I Indonesia



KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam saya sampaikan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini saya membahas “Kualitas Pelayanan Publik”, suatu permasalahan yang selalu di alami bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena masyarakat tidak mungkin bisa hidup tanpa bantuan dari aparatur birokrasi pada masa sekarang ini.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman masalah kualitas pelayanan yang sangat diperlukan dalam suatu harapan mendapatkan kualitas terbaik dalam pelayanan publik sesuai yang telah ditetapkan terutama yang dilakukan oleh apparatur pemerintah baik swasta maupun lainnya, serta tidak ada pelayanan yang merugikan masyarakat.

            Demikian makalah yang saya buat ini semoga dapat bermanfaat.











DAFTAR ISI
Hal.
        I.            Kata Pengantar ...........................................................................................  1
      II.            Daftar Isi .....................................................................................................  2
    III.            Bab I Pendahuluan
A.      Latar Belakang ............................................................................................  3
B.      Rumusan Masalah ......................................................................................  4
C.      Pemecahan Masalah ..................................................................................  5
    IV.            Bab II Pembahasan .....................................................................................  6
      V.            Bab III Penutup
A.      Kesimpulan .....................................................................................  12
B.      Saran ...............................................................................................  13
    VI.            Daftar Pustaka ............................................................................................  14












BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sebagai mode transportasi alternatif sektor darat, kereta api menjadi suatu pilihan tepat bagi masyarakat untuk dapat menempuh perjalanan tanpa hambatan. Padatnya kendaraan bermotor di perkotaan yang kian menciptakan kemacetan dimana-mana, menjadikan suatu alasan utama bagi masyarakat untuk beralih transportasi dengan kereta. Kereta api memiliki karakteristik dan keunggulan yang lebih dibanding rivalnya yaitu bus dan angkutan umum dimana kereta memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut, baik orang maupun barang secara masal, menghemat energi, menghemat pengguna ruang, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, dan yang terpenting adalah kecepatannya yang dapat menghemat waktu perjalanan. Tak heran bilamana kereta api menjadi transportasi darat yang sangat diminati para penumpang untuk dapat dengan cepat sampai ketempat tujuan. Kebutuhan masyarakat akan transportasi ini meningkat intensitasnya ketika memasuki hari libur, dan menjelang hari raya.  Namun intensitas untuk hari kerja para pekerja, tidaklah sebanyak hari libur dan menjelang hari raya dikarenakan memang lokasi pekerjaan dapat terjangkau dengan baik bilamana menggunakan motor, mobil, bus atau angkutan umum.
Namun, seiring meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya minat masyarakat terhadap kereta api khususnya peningkatan intensitas di hari libur dan saat menjelang hari raya, kualitas pelayanan publik kereta api Indonesia kian dinilai buruk/tidak maksimal dalam melayani, baik pelayanan secara administrasi, teknis, fasilitas, dan juga keamanan. Dari segi administrasi penumpang banyak sekali dikecewakan dengan harga karcis/tiket yang melambung, pendaftaran online yang terkadang sulit diakses, atau bahkan hingga kehabisan karcis/tiket, dari segi fasilitas dan keamanan yang dibeikan, fasilitas didalam stasiun maupun didalam kereta pun semakin tidak layak, begitu juga keamanan yang kurang menjamin. Lebih dari itu, kepastian jadwal keberangkatan pun tidak pasti. Hal ini membuat para penumpang terlantar di stasiun dan harus menunggu berjam-jam. Keluhahan-keluhan masyarakat terhadap pelayanan kereta api dalam keadaan yang luar biasa (hari libur dan saat menjelang hari raya) ini menjadi cerminan kualitas pelayanan publik yang tidak maksimal dari transportasi kereta. Kenyataan ini menjadi bahan evaluasi bagi P.T kereta api Indonesia untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan yang mengakomodasi kebutuhan transportasi masyarakat.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, P.T K.A.I menerapkan sistem tiket elektronik untuk kerata api KRL AC. Dalam rangka penerapan layanan tiket elektronik ini, pemerintah telah menambah gerbong kereta api AC (air conditioner) yang diharapkan dapat meningkatkan pelayanan bagi arus penumpang dan barang. Dengan penggunaan gerbong yang nyaman tersebut, tentunya harga tiket untuk gerbong yang nyaman akan sedikit lebih mahal dibandingkan harga tiket dengan menggunakan gerbong tanpa AC. Perbedaan yang sangat signifikan antara sistem tiket manual dengan sistem tiket elektronik adalah bentuk pelayanan kepada penumpang. Seperti perlakuan khusus terhadap penumpang tiket elektronik dengan tidak perlu berdiri dalam antrian untuk mendapatkan tiket kereta api serta memiliki jalur pintu masuk dan keluar yang resmi tersendir sehingga tidak berdesak-desakan dengan penumpang tiket manual. P.T K.A.I menerapkan sistem tiket elektronik untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang diharapkan, dan juga diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada para penumpang dengan memberikan pelayanan yang profesional yaitu dengan adanya sistem tiket elektronik, sehingga penumpang merasa nyaman dalam menggunakan transportasi kereta api.
B.      Identifikasi masalah
1.      Apa sajakah yang menjadi indikator penentu baik-buruknya kualitas pelayanan publik kereta api Indonesia dalam melayani kebutuhan transportasi masyarakat?
2.      Dengan adanya penerapan sistem tiket elektronik apakah bisa meningkatkan kenyamanan para penumpang kereta api dan apakah mempengaruhi kinerja para karyawan yang sudah terbiasa dengan sistem tiket manual?
3.      Kereta api sebagai mode transportasi alternatif tanpa hambatan dan biaya terjangkau seharusnya dapat memberi pelayanan yang maksimal dan tepat waktu, bagaimanakah seharusnya P.T K.A.I memperbaiki kinerja pelayanan atas adanya keterlambatan waktu berangkat dan waktu tiba kereta api khususnya pada saat hari raya?

C.      Pemecahan Masalah
Baik buruknya pelayanan yang diberikan akan sangat tergantung dari persoalan sumber daya manusia (SDM) di tubuh P.T K.A.I itu sendiri. Dalam artian bagaimana mereka mampu memberikan pelayanan dengan baik, jika setiap saat mereka selalu dihantui berbagai persoalan keseharian yang harus segera dicarikan solusinya. Misalnya terkait dengan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, uang sekolah anak, pelayanan kesehatan, dan berbagai kebutuhan hidup lainnya, yang tentunya suka atau tidak suka akan bersinggungan dengan pelayanan yang diberikan.
Untuk meningkatkan pelayanan P.T Kereta Api Indonesia (KAI), di tengah banyaknya persoalan teknis maupun klasik yang menggayuti satu-satunya pengelola moda transportasi kereta api di negeri ini. Terlebih lagi selama ini, jajaran P.T K.A.I baik mereka yang berada di pusat maupun daerah, tampaknya sudah terbiasa dengan layanan apa adanya karena memang tidak ada saingan.
Sebenarnya semua masalah tersebut bisa dengan mudah diperbaiki, bila saja semua mengerti posisinya. P.T K.A.I ibarat sebuah perusahaan yang harus bergulir, mencari untung, berkompetisi, dan membayar biaya rutin serta berinventasi. Dan semua itu tentu membutuhkan modal, berupa dana segar salah satunya. Dan salah satunya lagi dengan memperbaiki gerbong-gerbong yang rusak, mengecet ulang gerbong, memperbaiki barang-barang seperti bangku penumpang, serta membuka lowongan pekerjaan khususnya untuk seorang masinis sehingga tidak kekurangan armada dan menitik beratkan kepada keamanan stasiun juga yaitu dengan cara menyebarkan petugas-petugas di tempat stasiun yang vital sehingga meminimumkan perbuatan-perbutan kriminal dan fasilitas menunggu pengguna kereta api yang nyaman dan aman.
 Jadi intinya pelayanan yang diberikan akan sangat terkait atau berkorelasi positif dengan tingkat kesejahteraan yang diperoleh. Sebab bagaimanapun, terjadinya peningkatan kesejahteraan, setidaknya akan mampu memicu kinerja pelayanan yang dilakukan pegawai P.T K.A.I.

       
BAB II
PEMBAHASAN
INDIKATOR PENENTU BAIK-BURUKNYA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK KERETA API INDONESIA
1.      Tingkat Kepuasan Penumpang
Kepuasan penumpang adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan, dan kebutuhan pelanggan telah dipenuhi dengan baik. Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini tentu sangat penting bagi pelayanan publik. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran.
Saat ini dapat dikatakan bahwa pelayanan publik kereta api Indonesia dinilai kurang memberikan kepuasan dan juga jaminan keamanan bagi penumpang di stasiun. Dapat dilihat pada banyaknya penumpang kereta api kelas ekonomi yang terlantar di stasiun menunggu kedatangan kereta yang terlambat. Selain itu, fasilitas didalam stasiun dan didalam kereta yang mengecewakan, serta keamanan yang kurang menjamin baik keamanan didalam stasiun  maupun dalam perjalanan. Hal ini sangat penting untuk dikoreksi dan diperbaiki untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan publik.
Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan oleh pelanggan dalam menilai suatu pelayanan, yaitu; ketepatan waktu, dapat dipercaya, kemampuan teknis, diharapkan, berkualitas dan harga yang sepadan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, pelanggan sendiri yang menilai tingkat kepuasan yang mereka terima dari barang atau jasa spesifik yang diberikan, serta tingkat kepercayaan mereka terhadap kemampuan pemberi pelayanan.


2.      Fasilitas dan Keamanan di Dalam Stasiun Maupun di Dalam Perjalanan
Indikator yang menentukan baik-buruknya kualitas pelayanan publik juga dilihat dari segi fasilitas dan keamanan, dimana fasilitas yang diberikan sebagai suatu bentuk pelayanan kepada penumpang, meliputi fasilitas di dalam stasiun dan fasilitas di dalam perjalanan dengan kereta itu sendiri. Untuk fasilitas di dalam stasiun, seperti diantaranya fasilitas informasi, kamar mandi umum, kemudahan naik-turun penumpang, dan yang terpenting adalah ketersediaan tempat duduk yang lebih banyak agar para penumpang tidak harus berdiri ataupun duduk di lantai pada saat menunggu kedatangan kereta. Selain itu fasilitas yang diberikan juga meliputi fasilitas hiburan dimana dalam menghilangkan kejenuhan pada waktu tunggu diperlukan fasilitas seperti televisi yang dapat dinikmati penumpang secara umum saat menunggu di stasiun. Fasilitas yang lain juga menciptakan pencerminan baik buruknya kualitas pelayanan dapat dilihat dari fasilitas di dalam kereta, meskipun kereta memiliki kelasnya masing-masing (ekonomi, bisnis, eksekutif), untuk kelas ekonomi setidaknya kipas angin pun ada dan menyala karena bagaimanapun juga kepuasan dan kenyamanan penumpanglah yang dengan sendirinya memberikan pandangan baik buruknya kualitas pelayanan. Selain kipas angin, fasilitas penerangan di dalam kereta juga harus memadai dan juga fasilitas pemberitahuaan informasi stasiun yang dilewati. Namun sayangnya secara keseluruhan, fasilitas yang diberikan di tiap-tiap stasiun dan fasilitas di dalam perjalanan di dalam kereta, tidaklah sama. Di stasiun daerah perkotaan dengan stasiun daerah pedesaan  berbeda fasilitas yang diberikan.
Selain pada segi fasilitas, segi keamanan juga perlu dilihat, yaitu yang pertama adalah keamanan di dalam stasiun meliputi keamanan terhadap kriminalitas yang mengancam harta benda. Hal ini mengingat bahwa di dalam keramaian penumpang di dalam stasiun terdapat para pencuri ulung yang mengancam harta benda penumpang. Tak hanya di dalam stasiun, di dalam kereta pun pencurian marak terjadi. Para pencuri biasanya adalah orang yang menjadi penumpang (dengan membeli karcis/tiket) namun niatnya hanya untuk mencuri, adapun pencuri itu masuk tanpa karcis/tiket (penumpang gelap/liar) tetap dalam niat mencuri. Keseluruhan hal tersebut tidak akan terjadi apabila P.T K.A.I dengan tegas dan tuntas mengatasi penumpang gelap. Dengan tersaringnya penumpang gelap, selain ketertiban (secara prosedural administratif) terjaga dengan baik, praktik pencurian oleh penumpang gelap pun akan berkurang.
3.      Penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang Konsisten
Salah satu indikator penentu juga dapat dilihat pada konsistensi penerapan standar pelayanan minimum. Dimana apabila penerapan SPM di stasiun dan di dalam kereta menurun, maka dengan sendirinya penumpang kereta akan menyatakan buruk atas pelayanan yang diberikan. Seperti misalnya untuk kereta api kelas ekonomi yang fasilitas kipas anginnya tidak menyala dan sedikit penerangan di dalam gerbong membuat tingkat kenyamanan menurun, dan tak sedikit penumpang yang mengeluhkan hal ini.
Baik SPM dalam stasiun, maupun SPM dalam kereta haruslah konsisten diterapkan di seluruh stasiun di Indonesia, terutama untuk penerapan SPM di dalam kereta (kelas ekonomi) yang seharusnya memaksimalkan fasilitas di dalam kereta yaitu, kipas angin, penerangan, dan lain-lain. Keseluruhannya merupakan bagian dari SPM yang wajib ada dan dapat digunakan.
4.      Prosedur Yang Sederhana dan Aman
Kata “sederhana” yaitu dalam artian tidak berbelit-belit dan “aman” dalam artian terhindar dari adanya praktek percalonan, di saat khususnya menjelang hari raya, penumpang yang akan pulang ke kampung halamannya terkadang harus menghadapi calo karena sudah habisnya tiket. Habisnya tiket pun di pengaruhi adanya peran calo. Di samping itu kata “aman” pun diartikan (dalam ranah prosedur admininstratif) sebagai bentuk aman dari adanya penumpang gelap (tanpa karcis/tiket masuk). Dengan asumsi bahwa penumpang gelap itu adalah orang yang dengan niat mencuri akan sangat membahayakan harta benda penumpang, ataupun pada kereta kelas ekonomi, penumpang gelap akan memenuhi gerbong.
SISTEM TIKET ELEKTRONIK DAPAT MENINGKATKAN KENYAMANAN BAGI PARA PENUMPANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA PARA PEGAWAI
Sistem tiket elektronik dapat mengurangi intensitas pertemuan antara petugas K.A dengan penumpang, sehingga akan meningkatkan pelayanan dan kenyamanan penumpang, selain itu penumpang dapat melakukan pengecekan terhadap jumlah saldo yang dimiliki dan kapan penumpang harus melakukan transaksi untuk menambah jumlah saldo. Kebijakan penerapan sistem tiket elektronik juga dimaksudkan untuk mengurangi kebocoran pendapatan dari tiket penjualan tiket. Karena itu perlu diterapkannya sistem tiket elektronik sehingga P.T K.A.I dapat memberikan kualitas pelayanan publik dengan optimal dan profesional.
P.T K.A.I berharap dengan penerapan sistem tiket elektronik diharapkan mampu mengurangi permasalahan seperti antrian penumpang dalam pembelian tiket di loket, penertiban penumpang untuk membeli tiket, pelayanan petuga K.A  dalam melayani penumpang, transaksi penjualan tiket, pembayaran di atas kereta api kepada petugas K.A bagi penumpang yang tidak memiliki tiket, pendapatan dari hasil penjualan tiket sehari-hari oleh para calo tiket.
Masalah lain bahwa petugas K.A dituntut untuk memberikan pelayanan secara profesional akan tetapi pada kenyataannya karyawan kurang megetahui sistem tiket elektronik serta sedikit pelatihan dan pembinaan yang di berikan kepada karyawan. Ditambah kedisiplinan kerja karyawan yang masih rendah, dengan ketidakhadiran karyawan dalam mengikuti pelatihan dan pembinaan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas keahlian karyawan dalam menjalankan pekerjaannya terutama pada saat memberikan pelayanan kepada penumpang. Dengan diterapkannya sistem tiket elektronik diharapkan karyawan dapat memahami sistem ini dengan baik dan meningkatkan kedisiplinan kerja karyawan serta kualitas keahlian sumber daya manusia yang ada saat ini hingga akhirnya menghasilkan kinerja karyawan yang lebih baik, supaya para penumpang merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
Penerapan sistem tiket elektronik membuat sebagian karyawan P.T K.A.I bersifat apatis, dan kedisiplinan kerja yang masih rendah, seperti kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam bekerja, ada sebagian yang masih kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki, ada juga yang bekerja tanpa rencana dan tujuan yang jelas, rag-ragu dalam mengambil keputusan, setiap tindakan tidak terarah dan menyimpang dari tujuan organisasi dan tidak tahu rencana kerja yang menyeluruh, sehingga menimbulkan ketidak nyamanan bagi para penumpang kereta api. Sebagian karyawan juga mengeluhkan minimnya pendapatan setiap bulannya, sehigga karyawan merasa tidak dapat untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Dengan demikian sebagian karyawan berusaha untuk mencari pengahasilan sendiri dari bidang pekerjaannya, dimana prosedur sistem tiket manual mendukung adanya peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi sebagian karyawan, di samping itu karyawan yang sudah terbiasa menjalankan tiket manual selalu mendapatkan kelebihan dari hasil transaksi penjualan tiket secara manual.
Hal tersebut diatas sudah menjadi kebiasaan karyawan sehigga sulit untuk melakukan perubahan. Dengan adanya sistem tiket elektronik maka kelebihan dari hasil transaksi penjualan tiket hampir tidak memungkinkan. Oleh sebab itu sebagian karyawan akan merasakan penghasilan tambahannya dari hasil penjualan tiket manual.
Oleh karena itu sistem aplikasi berbasis teknologi informasi maka karyawan P.T K.A.I diharapkan mampu menguasai sistem operasi komputer, sehingga karyawan dapat dengan mudah memahami sistem tiket elektronik tanpa ada masalah, dan mampu menciptakan pelayanan publik kereta api Indonesia yang lebih memuaskan agar para penumpang kereta api merasa nyaman dengan menggunakan transportasi kereta api.

PERBAIKAN KINERJA P.T K.A.I ATAS ADANYA KETERLAMBATAN WAKTU BERANGKAT DAN WAKTU TIBA KERETA API KHUSUSNYA PADA SAAT HARI RAYA
Sebagai bentuk perbaikan kinerja, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi adanya keterlambatan waktu berangkat dan tiba khususnya pada saat hari raya yaitu:
o   Menyediakan dan mengoperasikan kereta tambahan untuk mengangkut penumpang yang terlantar menunggu. Menunggu adalah kegiatan yang tidak disukai oleh mayoritas penumpang kereta api. Menunggu disini disebabkan karena keterlambatan kereta api untuk sampai di stasiun. Di saat hari raya, dengan keadaan lonjakan penumpang, banyak terlihat para penumpang  yang terlantar menunggu kedatangan kereta yang terlambat. Untuk mengatasinya upaya yang dapat dilakukan yaitu mengoperasikan kereta tambahan ini di sesuaikan dengan tempat yang akan dituju mayoritas peenumpang.
o   Mengkoordinasikan antara stasiun-stasiun yang dilalui untuk tepat waktu dalam keberangkatan (efisiensi waktu).
Salah satu bentuk upaya dalam mengatasi keterlambatan jadwal keberangkatan dan tiba kereta, yaitu mengefisiensikan waktu tunggu, dimana di beberapa stasiun yang dilalui, kereta pun berhenti dan terkadang terlampau lama menunggu penumpang di stasiun itu, sehingga stasiun berikutnya harus menunggu lebih lama. Dikaitkan pada kondisi lonjakan penumpang di saat menjelang hari raya, efesiensi waktu tunggu wajib di perhatikan.



























BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan pada uraian bab sebelumya dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator penentun baik-buruknya kualitas publik kereta api yaitu:
ü  Tingkat kepuasan penumpang
ü  Fasilitas dan keamanan di dalam stasiun maupun di dalam perjalanan
ü  penerapan standar pelayanan mininmum yang konsisten
ü  Prosedur yang sederhana dan aman
Sistem tiket elektronik P.T K.A.I diharapkan mampu mengurangi permasalahan para penumpang kereta api seperti:
ü  Antrian penumpang kereta api dalam pembelian tiket di loket
ü  Penertiban penumpang untuk membeli tiket
ü  Pelayanan petugas kereta api dalam melayani penumpang
ü  Transaksi penjualan tiket
ü   Pembayaran di atas kereta api kepada petugas k.a bagi penumpang yang tidak memiliki tiket
ü   Pendapatan dari hasil penjualan tiket sehari-hari oleh para calo tiket
Perbaikan kinerja P.T K.A.I atas adanya keterlambatan waktu berangkat dan waktu tiba kereta api khususnya saat hari raya yaitu:
ü  Menyediakan dan mengoperasikan kereta tambahan untuk mengangkut penumpang yang terlantar menunggu
ü  Mengkoordinasikan antara stasiun-stasiun yang dilalui untuk tepat waktu dalam keberangkatan (efisiensi waktu)



B.      Saran
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan publik terutama di sektor transportasi kereta api maka P.T K.A.I lebih memperhatikan pelayanan di ruang tunggu kedatangan kereta api dengan menyediakan sarana hiburan seperti televisi, dan juga pendingin ruangan (AC) agar para calon penumpang tidak merasa bosan dalam menunggu kedatangan kereta api.
Penerapan sistem tiket elektronik diharapkan para pegawai harus menguasai sistem komputerisasi dengan baik agar mampu meningkatkan kualitas kinerja yang lebih baik, sehingga para penumpang kereta api merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan.
Pelayanan publik kereta api Indonesia dalam menghadapi lonjakan penumpang di hari raya haruslah lebih meningkatkan lagi kinerja, kesiapan, dan kualitas dalam memberikan pelayanan dengan catatan dapat memberikan kepuasan pelanggan dan tidak mengurangi penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di dalam stasiun maupun kereta.












DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku
C.S.T, Kansil. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
L. J,  Apeldoorn, Van. 2000. Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta: P.T Pradnya Pramita
Sumber artikel
Tri Atmojo, Yunianto. 15-05-2001. Mengukur Kepuasan Pelanggan: http://triatmojo.wordpress.com
Radityowisnu. 28-09-2011. Kualitas Pelayanan Publik Kereta Api: http://radityowisnu.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar